Mengetahui penyebab perkembangan janin tidak normal sangat penting bagi ibu hamil. Hal ini dilakukan agar Bunda bisa lebih waspada. Lantas, apa saja penyebab perkembangan janin tidak normal? Mari, ketahui dalam artikel Medikacare berikut.
Perkembangan janin tidak normal atau terhambat adalah kondisi ketika ukuran janin cenderung lebih kecil dari usia kehamilan. Umumnya, kondisi ini dapat diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan USG. Umumnya, beberapa hal yang akan dinilai oleh dokter untuk menentukan perkembangan janin tidak normal adalah berat badan yang rendah dan volume air ketuban yang terlalu sedikit.
Beberapa Penyebab Perkembangan Janin Tidak Normal
Perkembangan janin tidak normal disebut juga dengan intrauterine growth restriction (IUGR) yang sering disebabkan oleh adanya gangguan pada plasenta akibat beberapa kondisi berikut:1. Gaya Hidup dan Kebiasaan yang Buruk
Gaya hidup dan kebiasaan selama masa kehamilan bisa menjadi penyebab perkembangan janin tidak normal. Bahkan, hal ini memiliki efek jangka panjang bagi kesehatan bayi. Untuk itu, Bunda perlu menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, rajin olahraga, dan kelola stres dengan baik agar janin bisa tumbuh dengan sehat.Bunda juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat, khususnya di trimester pertama kehamilan. Pasalnya, asam folat berperan penting dalam proses perkembangan janin.
2. Preeklampsia
Preeklampsia pada ibu hamil dapat menyebabkan pembuluh darah mengecil. Perubahan tersebut turut memengaruhi perkembangan janin karena terbatasnya aliran darah ke plasenta. Janin yang sedang berkembang pun akan mendapatkan oksigen dan nutrisi lebih sedikit dari yang seharusnya, sehingga berisiko tidak dapat berkembang dengan normal.3. Infeksi Kehamilan
Beberapa penyakit infeksi yang dialami oleh ibu hamil juga bisa menjadi penyebab perkembangan janin tidak normal, seperti sifilis, cytomegalovirus, dan toksoplasmosis. Risiko janin tertular infeksi yang dialami oleh ibu hamil pun cukup tinggi.Infeksi virus maupun bakteri bisa memberikan dampak buruk pada kehamilan. Tidak hanya membuat janin tidak berkembang dengan baik, infeksi bisa menimbulkan risiko terjadinya keguguran, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran pada bayi.
4. Kehamilan Kembar
Saat mengandung janin kembar, perkembangan janin sering kali tidak berjalan normal. Pasalnya, plasenta tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi untuk janin dengan optimal. Selain itu, mengandung bayi kembar membuat ibu hamil dua kali lebih berisiko mengalami preeklampsia.5. Plasenta Tidak Berfungsi dengan Baik
Bila plasenta tidak berfungsi dengan baik selama masa kehamilan, kesehatan janin bisa terganggu. Pasalnya, plasenta berperan penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen untuk janin. Jika pada fungsi plasenta mengalami masalah, janin tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup. Akibatnya, janin tidak dapat berkembang dengan baik.6. Kekurangan Air Ketuban
Sama seperti plasenta, cairan ketuban juga memiliki peran penting dalam tumbuh kembang janin. Bila cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion), kondisi tersebut bisa mengakibatkan janin tidak berkembang dengan normal.Kurangnya jumlah cairan ketuban ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari konsumsi obat-obatan, kondisi kesehatan, atau kelainan pada plasenta.
Guna menghindari terhambatnya perkembangan janin, Bunda harus menerapkan gaya hidup sehat dan jangan lupa untuk selalu mengonsumsi vitamin prenatal yang telah diresepkan dokter. Selain itu, agar perkembangan janin terpantau dengan baik, Bunda perlu memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan setidaknya 2-6 minggu sekali.
Pertumbuhan janin yang terhambat tidak boleh dibiarkan dan harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, kadar gula darah rendah (hipoglikemia), atau aspirasi mekonium.